Perempuan adalah Jembatan
Telah lama aku renungkan tentang ini. Tentang kehidupan yang ingin aku rangkai di masa depan dan kehidupan masa lalu. Tentang kehidupan keluarga kecil ku besok dan keluarga ku sekarang. Tentang latar belakang dan tentang gambaran tujuan. Semakin besar seringkali kita punya pandangan hidup yang berbeda dengan orang tua. Bukan berbeda seluruhnya, namun barangkali memang keduanya tak mesti bisa dicocokkan. Semisal, aku sebagai perempuan, sudah menjadi fitrahnya bahwa setelah menikah, bhakti perempuan berpindah ke tangan suami. Tentu saja dalam hal ini aku ingin memiliki suami yang mampu mengayomi dalam berbagai hal, khususnya dalam hal akhirat. Akan tetapi untuk memilih siapa suamiku nanti, aku tak bisa secara egois mementingkan ego diri. Sebagai anak organisasi, aku selalu kagum melihat mereka yang mampu menyampaikan aspirasi dengan tegas. Aku kagum pada mereka yang mampu memimpin dan menjadi panutan banyak orang. Sebagai anak rohis, aku kagum pada mereka yang mampu mendakwak