Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

Sejenak

Jika ada hal yang mampu menahan detik ke detik Jika saja waktu bersedia menunggu sejenak Bunga seiring tumbuh, tunas yang semula termakan kebekuan menyeruak, mendesak katup-katup pelindungnya Rinai bulir-bulir air bertaburan Bersama menyandera dalam satu alam sendu Mengalir dari ujung kepala Raras bersama hangat tubuh yang memudar oleh dingin Kilau mutiaramu menyerap sisa-sisa cahaya dari mendung sore itu Terbiaskan dalam udara, terhantarkan oleh sorot lentera, berhilir menapis seribu makna, menukik dalam, jauh di pedalaman qalbu. Tatkala loka kita saja, satu bertukar oksigen Saat itulah terumbar madat harapan Satu detik dan detik selanjutnya pastilah netraku tidak kehilangan arah Namun ketika bukan lagi detik, melainkan mentari yang coba mengambil arah pandangku... Untuk pertama kalinya, ketika hati, mata dan pikiran seluruhnya diriku hadir di dunia, membeku laksana stupa Menyadari wujud nyata dari siluet yang kian kali menenggelamkan di sudut malam hening Buka