Seruan anak gembala
Seruan anak gembala Yang terhormat, wahai pimpinan-pimpinan negeri. Yang terhormat, Bapak dan Ibu yang duduk dikursi merah nan empuk. Saya datang dari penghujung negeri yang kita cintai ini. Negeri gemah ripah loh jinawi. Saya bangga menjadi warga negara Indonesia, saya bangga menjadi bagian dari butiran-butiran asa yang selalu mengawang jauh, membumbung ke angkasa terbang bersama desiran-desiran angin. Merah darah muda-mudi menyatu, putihnya harapan dan niat jiwa menjadi penyongsong masa depan yang gemilang, INDONESIA. Saya datang bersama suara ribuan rakyat yang hanya menggema dihati mereka, dan tak mampu keluar dari mulut, apalagi sampai terdengar oleh insan yang bernyawa. Hanya tertunduk pasrah dengan keputusan kaum-kaum wakil yang tak sepenuhnya memahami mereka. “Saya rakyat kecil, tak bisa usul, apalagi protes.”, kata-kata keluh yang terdengar begitu pilu. Mata polos yang memandang rentetan gedung-gedung tinggi menjulang, namun, tanpa pernah berani berharap menikm