Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Seperti Bulan

Gambar
Bismillahirrahmanirrahim... Bukanlah hari yang begitu baik. Tak apalah. Mentari masih sangat segan untuk sekadar mampir dan menyaksikan kebodohan ini. Hujan pun tak turun hari ini, itu tandanya hari ini tidak begitu buruk. Terkadang perlu juga terlihat begitu bodoh. Perlu juga untuk terlihat begitu tolol dan memalukan. Itulah karakteristik manusia yang sebenarnya. Lemah dan mudah lupa. Dari sanalah pembelajaran akan dimulai. Titik kesempurnaan itu terbentuk dari tangga-tangga revisi kesalahan. Kesempurnaan itu terbentuk dari proses yang panjang bukan jalan pintas yang instant. Hargailah dan sadarilah dirimu adalah manusia biasa, tempatnya salah dan kehinaan. Bukan saja hanya menyesali keadaan yang telah lalu. Tapi bagaimana memperbaiki kemungkinan masa depan. Ketika bayangan kegagalan membayangi setiap langkah yang akan kau kayuh, maka jangan takut untuk melangkah. Toh semua belum kau lalui kan? Kau terbayang hal-hal buruk yang mungki terjadi. Ada segunduk keraguan yang menahanmu

Tentang Sebuah Cerita

Gambar
Tentang Sebuah Cerita Diantara sayup angin yang menari Diantara partikel oksigen yang terhambur Di ranah ini, di tanah ini, di petak bumi yang Allah pilih, di sinilah… Sebuah hal yang terlihat hanya ada diangan imajiku, Sekarang terasa lebih nyata Denganmu keindahan mimpi itu terlukis jelas di jiwaku Hadirmu cerita-cerita fiksiku terurai jelas dalam kata Berbahasa denganmu milyaran ilusi yang awalnya mengambang kini terukir menjadi kisah Meski kakiku terpijak di bumi, netraku melihat awan yang menggantung, merasakan hujan, karenamu yang nyata mnjadi fiksi dan fiksi-fiksi itu menjadi nyata Tatkala hembus dingin angin sore mengundang, siang berlalu, dan cahaya benderang itu singgah di peraduannya, malam menjelang. Kusadari ada sebuncah bahagia ketika abstrakku menjadi kata, disaat setiap ilusiku tergambar dalam bahasa Janganlah berhenti beretorika, karena kaulah yang mengajari, kau yang membuatku tidak berhenti, berjalan dengan keyakinan dari mimpi-mimpi

Abstrak

Gambar
Abstrak   Lihatlah kelangit luas, Maka akan kau temukan goresan putih abstrak tak berbentuk Ingat pula keindahan aurora yang tak terbaca bahasa bumi Gemuruh dan gulungan ombak yang hanya mampu terdeskripsikan oleh rasa Abstrakmu lebih indah termaknakan lewat qalbu. Diamnya semesta, hening malam berbintang, Menjelaskan lebih dari untaian abjad yang tersurat Tidak segala hal mampu terwakili oleh kata Tidak semua mampu tergambar oleh pena Tidak semua yang nyata adalah nyata Tidak semua khayalan adalah ilusi Kusampaikan padamu keindahan abstrak yang tertangkap netra, bukan dengan huruf, kata atau bahkan kalimat. Jangan sampai banyak hal itu terdegradasi oleh batasan bahasa bumi Rasakan dan artikan bukan dengan pena, bukan lewat morse. Ingat kembali kilat dan guntur menyampaikan sebuah maksud Lewat cahaya yang begitu terang, lewat gemuruh yang berdegum Kau tidak pernah tahu cerita yang sebenarnya ingin dikisahkan oleh hujan Tidak pula mengert

Datang, kemudian pergi...

Gambar
Datang, kemudian pergi… Pernahkan merasa kecewa? Pernahkah merasa sakit hati? Terluka atau bahkan frustasi ditinggalkan seseorang? Ketika seseorang yang memiliki arti pergi dari kehidupan, terkadang ada secercah hal yang berubah dari kehidupan kita. Baik itu nampak nyata atau hanya dapat kita rasakan. Kehilangan kerabat, saudara, atau sahabat dekat sangat nyata nampak ketiadaan mereka. Orang yang setiap hari kau dapati keberadaannya, sapaan, cara mereka berjalan, bagaimana mereka tersenyum, logat, cara mereka marah, kebiasaan-kebiasaan mereka. Tiba-tiba semua itu hilang dari kehidupan kita. Meski sebelumnya kamu begitu membencinya, tiba-tiba semua kebaikan darinya tertonjol keluar membuka mata batinmu, banyak penyesalan yang kamu keluhkan, terasa menyesakkan dan kamu pun ingin mencuri pemutar waktu dari Doraemon, mengembalikan masa-masa dimana kamu menyia-nyiakan saat masih bersamanya, memperbaiki kesalahan yang kamu lakukan. Tapi sayangnya Doraemon hanyalah fiksi, apalagi

WAKTU

Gambar
WAKTU Jika setiap waktumu selalu dihitung. Tidak ada lagi detik yang kan terbuang Jika saja ada yang dengan lantang setiap saat menghitung mundur, Setiap sekon umur yang kau punya, Jika tepat didepan korneamu ada sebuah pendulum waktu yang menggema hingga keruang hatimu Memaksamu tak ingin berhenti berlari Masihkan manusia akan saling melukai? Atau bahkan saling membunuh berebut detik? Sayangnya tak ada satupun jenderal atau panglima perang, atau siapapun yang merasa paling hebat, untuk membunuh waktu. Mata-mata tajam, piciknya sebuah kekikiran, ketidak jujuran, tamak! Tabiat-tabiat setan yang bernaung dalam diri manusia, dan kegelapan dari kejahatan manapun Tak kan pernah mampu lumpuhkan waktu. Mereka hanya melukainya. Menodai indahnya matahari yang terbit dan tenggelam. Tersungkur sang rembulan dalam sapaan pucat saksikan tangan-tangan dan intelektual yang saling berselisih, kaki-kaki bergerilya untuk menusuk punggung sesama. Surga bukan dis